Apa itu penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)?
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah salah satu jenis penyakit pneumonia. Penyakit SARS mirip dengan COVID-2019 yang kini tengah mewabah. Penyakit SARS disebabkan oleh virus corona jenis SARS-CoV.
Infeksi virus SARS-CoV yang menyerang saluran pernapasan dapat berakibat fatal menyebabkan kematian. Terutama jika tidak segera dilakukan penanganan yang tepat. Menurut WHO, fatalitas penyakit SARS mencapai 3%.
Penyakit infeksi virus ini pertama kali ditemukan menyebar di Cina pada November 2002. SARS kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dan mewabah di 29 negara dalam beberapa bulan saja.
Wabah penyakit SARS yang sempat menjadi wabah di Indonesia telah terkendali dan pertambahan kasusnya dapat ditekan. Sekarang belum ditemukan lagi kasus penyakit SARS di dunia sejak tahun 2004.
Seberapa umumkah penyakit ini?
Dari data yang tercatat, kebanyakan penderita penyakit SARS adalah orang dewasa berumur 25-70 tahun. Beberapa kasus ditemukan pada remaja berusia 15 tahun ke bawah.
Orang yang berusia di atas 50 tahun atau memiliki penyakit bawaan atau kronis seperti diabetes, jantung koroner, dan imunitas lemah, berisiko mengalami akibat fatal dari penyakit ini. Hal ini terlihat dari angka kematian akibat SARS pada kelompok berisiko ini yang lebih tinggi.
Tanda-tanda dan gejala SARS
Serupa dengan data COVID-19, penyakit SARS memiliki gejala seperti flu. Saat tertular, virus tidak langsung masuk menginfeksi dan menyebabkan gangguan.
Gejala biasanya mulai muncul 2 hingga 7 hari setelah tertular. Hal ini disebabkan masa inkubasi virus, yaitu waktu dari Anda terpapar virus hingga muncul gejala pertama kali, dapat berlangsung sampai 10 hari.
Umumnya, ciri-ciri dan gejala penyakit SARS yang dialami adalah:
- Demam di atas 38℃
- Meriang
- Sakit kepala
- Kedinginan
- Nyeri otot
- Kehilangan nafsu makan
- Diare
Setelah mengalami gejala awal, virus akan mulai masuk lebih dalam ke saluran pernapasan dan menyerang sel-sel sehat di paru-paru. Kondisi tersebut menyebabkan gejala penyakit SARS yang lebih berbahaya, seperti:
- Batuk kering
- Tubuh lemas (malaise)
- Sesak atau kesulitan bernapasan
Beberapa keluhan yang lebih serius biasanya berupa pneumonia parah dan berkurangnya kadar oksigen pada darah. Kondisi tersebut dapat berakibat fatal pada kebanyakan kasus dengan gejala berat.
Kapan saya harus menghubungi dokter?
Anda harus dengan segera memeriksakan diri ke rumah sakit apabila mengalami beberapa gejala SARS, seperti demam tinggi (38 °C atau lebih), demam yang tidak kunjung sembuh, nyeri otot, dan batuk kering.
Hal ini sangat dianjurkan terlebih jika Anda memiliki riwayat gangguan jantung, tekanan darah tinggi, atau diabetes guna mencegah timbulnya gejala serius, komplikasi berbahaya, dan ancaman kematian.
Penyebab SARS
Penyebab penyakit SARS adalah virus corona jenis SARS-CoV. Selain SARS, virus corona juga menyebabkan penyakit lain yang turut menyerang sistem pernapasan seperti MERS dan COVID-19.
Kelelawar dan musang merupakan hewan yang biasanya disebut-sebut sebagai “sumber virus” SARS karena virus tersebut diduga disebarkan melalui sistem pernafasan kelalawar.
Penularan virus pertama kali terjadi dari hewan ke manusia. Virus kemudian bermutasi sehingga dapat berpindah di antara manusia. SARS-CoV masuk ke dalam tubuh melalui hidung, mulut, dan mata.
Virus penyebab SARS dapat ditularkan melalui udara dan percikan air liur (droplet). Artinya, jika Anda menghirup udara atau terpapar droplet yang mengandung virus SARS, Anda bisa terinfeksi.
Berikut ini adalah penularan virus penyebab SARS yang perlu diwaspadai dalam aktivitas sehari-hari:
- Melakukan kontak jarak dekat seperti berjabat tangan, berpelukan, berciuman dengan orang yang terinfeksi.
- Menyentuh mulut, mata, atau hidung dengan tangan yang terkontaminasi air liur, urin, atau feses mengandung virus. Cara penularan ini terjadi ketika Anda memegang barang yang sebelumnya digunakan penderita.
- Menggunakan peralatan makan yang sama dengan orang yang terinfeksi.
Semakin dekat kontak dengan penderita SARS, risiko penularan akan semakin tinggi.
Faktor-faktor risiko
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kerentanan Anda terjangkit penyakit SARS adalah:
- Melakukan interaksi dengan hewan atau orang yang terinfeksi virus baik secara langsung maupun tidak.
- Melakukan perjalanan ke wilayah atau negara di mana wabah SARS sedang menyebar.
- Merawat anggota keluarga atau pasien yang terinfeksi.
- Tidak mencuci tangan baik sebelum maupun setelah makan atau tidak menjaga kebersihan diri dengan baik.
Diagnosis
Pertama-tama, dokter akan mencoba untuk mendiagnosis SARS dengan menanyakan risiko penularan yang mungkin dialami dan menjadi penyebab keluhan. Beberapa di antaranya seperti riwayat perjalanan ke mana Anda bepergian belakangan ini, dengan siapa Anda melakukan kontak, dan lain-lain.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan mengukur suhu tubuh, denyut nadi, tekanan darah, dan pernapasan.
Namun, pemeriksaan fisik tidak cukup memastikan diagnosis terhadap penyakit SARS. Diagnosis akhir membutuhkan pemeriksaan lanjutan seperti:
- Tes darah untuk
- Pemeriksaan sampel kotoran
- Reverse polymerase chain reaction (RT-PCR)
- Kultur dahak di laboratorium
- Rontgen dada atau CT Scan
Tes darah, pemeriksaan sampel feses dan dahak, serta PCR dibutuhkan untuk mengetahui apakah darah dan kotoran Anda benar-benar terinfeksi virus penyebab SARS. Tes ini juga dapat menunjukkan apakah terdapat antigen dari infeksi virus tersebut.
Radiografi dan Tomografi (CT scan) juga biasanya dilakukan apabila dokter menduga terdapat suatu bentuk komplikasi SARS dengan bronchitis dan pnumonia.