Keluhan selama kehamilan biasanya akan semakin bertambah seiring dengan membesarnya perut Anda. Setiap bagian pada tubuh ibu hamil, pasti akan mengalami perubahan dan biasanya akan memunculkan keluhan. Bagian perut mungkin akan menjadi bagian yang paling ‘rewel’ saat Anda hamil, bahkan hingga bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Apa saja gangguan pencernaan yang kerap terjadi pada ibu hamil?
Penyebab gangguan pencernaan pada ibu hamil
Gangguan pencernaan yang terjadi selama masa kehamilan bisa dipicu oleh perubahan sistem pencernaan pada ibu hamil.
Melansir dari University of Rochester Medical Center, ada beberapa faktor yang menyebabkan perubahan tersebut, yang meliputi sebagai berikut.
- Peningkatan hormon progesteron.
- Kesulitan buang air kecil.
- Peningkatan ukuran rahim.
Gangguan pencernaan saat hamil yang mungin terjadi pada ibu hamil
Ibu hamil dapat lebih rentan mengalami gangguan pencernaan. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh kondisi yang berbeda-beda.
Berikut penjelasan beberapa jenis ganggguan pencernaan yang kerap terjadi pada ibu hamil.
1. Mual dan muntah (morning sickness)
Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada wanita hamil adalah mual dan muntah.
Sudah menjadi rahasi umum jika kebanyakan ibu hamil akan sering merasa mual, bahkan hingga muntah. Sekitar 70% ibu hamil akan mengalami mual dan muntah.
Kondisi ini bisa disebut juga sebagai morning sickness. Meski begitu, mual dan muntah bisa dialami oleh ibu hamil kapan saja, baik siang maupun malam.
Pada awal masa kehamilan, hormon kehamilan, seperti human chorionic gonadotropin (HCG) atau estrogen, akan mulai berinteraksi dengan hormon yang mengatur sistem di dalam tubuh.
Hal tersebut bisa menyebabkan penurunan kadar gula darah atau peningkatan hormon kehamilan.
Salah satu dari kedua hal inilah yang bisa menjadi pemicu mual dan muntah pada ibu hamil.
Kondisi ini juga bisa bertambah parah akibat stres, kelelahan, makanan tertentu, atau sensitif terhadap gerakan (misalnya, mabuk perjalanan).
2. Sembelit
Sembelit atau konstipasi menjadi masalah bagi sebagian besar ibu hamil. Kondisi ini bahkan bisa jadi salah satu gangguan pencernaan yang pertama kali dialami ibu selama hamil.
Selama hamil, pergerakan usus juga jadi lebih lambat dibandingkan saat tidak hamil, sehingga sembelit pun kerap datang.
Susah BAB pada ibu hamil ini dapat dipicu oleh kondisi berikut ini.
- Peningkatan hormon progesteron bisa menyebabkan otot usus terlalu rileks atau lemah, sehingga tidak mampu mendorong tinja dengan baik.
- Pertumbuhan rahim yang semakin besar bisa menekan usus dan mengganggu fungsinya.
- Rutin mengonsumsi suplemen dan vitamin yang mengandung zat besi bisa menyebabkan tinja kering, sehingga tinja sulit dikeluarkan dari dalam tubuh.
Gejala sembelit pada ibu hamil sama seperti gejala sembelit pada orang yang tidak hamil, yaitu BAB keras dan perasaan seperti tidak tuntas.
Meski umum terjadi selama hamil, gejala tersebut terkadang bisa membuat ibu hamil jadi tidak nyaman.
Untuk itu, atasilah dengan cara yang tepat, yaitu membiasakan konsumsi makanan sumber serat seperti buah dan sayur.
Selain itu, penuhi juga kebutuhan cairan, minimal 2,5 hingga 3 liter air putih setiap hari untuk membantu pencernaan. Ini wajib untuk membantu kerja pencernaan menjadi lebih mudah.
https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/masalah-kehamilan/morning-sickness-malam-hari/
3. Wasir
Wasir atau ambeien adalah pembengkakan pembuluh darah pada atau di dekat anus.
Terkadang, pembengkakan bisa terjadi pada pembuluh darah di anus, tetapi terkadang juga bisa timbul pada pembuluh darah di dalam rektum.
Wasir pada ibu hamil bisa terjadi akibat hormon menyebabkan pembuluh darah menjadi lebih rileks atau lemah.
Sama seperti sembelit, wasir juga umum dialami oleh ibu hamil, terutama pada trimester 3 hingga sebulan setelah persalinan.
Pada ibu hamil, wasir juga bisa menyebabkan gejala seperti:
- nyeri saat buang air besar (BAB),
- gatal di sekitar anus. dan
- BAB berdarah.
4. Kentut dan kembung
Selama masa kehamilan, tubuh ibu akan menghasilkan lebih banyak gas. Salah satu pemicunya yaitu peningkatan kadar hormon progesteron.
Pergerakan sistem pencernaan yang lebih lambat akibat peningkatan hormon progesteron juga bisa menyebabkan penumpukan gas di dalam tubuh.
Akibatnya, ibu akan lebih sering merasa kembung, bersendawa, dan kentut.
Peningkatan jumlah gas juga bisa bertambah parah saat ukuran rahim terus membesar seiring dengan usia kehamilan.
Ini karena ukuran rahim yang cukup besar bisa menimbulkan tekanan pada rongga perut.
Tekanan tersebut juga bisa membuat sistem pencernaan bertambah lambat, sehingga gas akan lebih mudah menumpuk di dalam tubuh.
Hal ini tentu bisa menyebabkan ibu jadi lebih sering merasa kembung dan ingin kentut.
Terlebih, kadar hormon progesteron yang tinggi bisa membuat otot yang menjadi lemah, sehingga ibu lebih sulit mengendalikan keluarnya gas dan menahan kentut.