Beberapa ibu mungkin pernah mengalami jatuh saat hamil. Tentu, ini menjadi pengalaman yang menyakitkan sekaligus membuat Anda dan keluarga panik. Hal yang paling ditakutkan adalah keguguran akibat terjatuh. Ini bisa menjadi beban pikiran ibu dan membuat stres.
Apakah jatuh saat hamil bisa menyebabkan keguguran?
Seringnya Anda melihat di televisi, ibu hamil yang terjatuh akan langsung mengalami keguguran. Namun, untuk mengalami keguguran rupanya tidak semudah itu. Faktanya, bayi dalam kandungan Anda sangat terlindungi dari berbagai hal yang dapat menyakitinya.
Saat Anda terjatuh, ada beberapa perlindungan yang dapat menjaga keselamatan bayi Anda, yaitu:
- cairan ketuban yang berfungsi sebagai bantalan yang menjaga bayi dari berbagai guncangan,
- dinding rahim yang tebal,
- lemak pada perut ibu,
- otot perut ibu, dan
- tulang panggul ibu.
Dengan semua perlindungan tersebut, mungkin bayi tidak akan merasakan apa-apa saat ibu terjatuh. Namun, ini juga tergantung dari seberapa parah kondisi jatuh yang Anda alami.
Jika ibu terjatuh cukup parah dan menyakitkan, bayi dapat terpengaruh secara langsung maupun tidak langsung.
Jatuh saat hamil tidak langsung dapat membahayakan bayi dan menyebabkan keguguran, terutama selama trimester pertama. Pada usia kandungan yang muda, janin masih kecil, begitu pula dengan rahim yang masih berada di sekitar panggul.
Rahim pada trimester pertama masih terlindungi dengan baik oleh tulang panggul. Sehingga meskipun terjatuh, risiko membahayakan janin atau plasenta relatif kecil.
Faktor apa yang mempengaruhi keselamatan jika jatuh saat hamil?
Perlu Anda ketahui, tidak selamanya jatuh saat hamil dapat membahayakan bayi dalam kandungan Anda. Seberapa serius dampaknya dapat ditentukan melalui tiga faktor di bawah ini:
1. Umur ibu saat hamil
Semakin tua usia ibu saat hamil, semakin besar pula kemungkinan komplikasi terjadi. Jika ibu mengandung saat berumur di atas 35 tahun dan terjatuh, sebaiknya langsung mendapatkan penanganan medis walaupun tidak menunjukkan gejala atau keluhan tertentu.
2. Usia kehamilan
Usia kehamilan ketika ibu terjatuh juga dapat menentukan seberapa besar dampak yang bisa diakibatkan pada ibu dan janin. Risiko makin meningkat seiring usia kehamilan ibu yang bertambah.
3. Posisi ibu saat terjatuh
Ini sangat penting untuk diperhatikan. Bagaimana posisi ibu saat terjatuh? Posisi yang menghantam perut ibu dapat lebih berbahaya dibandingkan dengan jatuh miring saat hamil atau jatuh ke belakang.
Risiko bahaya jika Anda jatuh saat hamil
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, terjatuh atau terpeleset tidaklah secara langsung menyebabkan keguguran. Meski begitu, terdapat sejumlah bahaya yang mengintai terutama jika kondisi jatuh yang ibu alami cukup parah atau langsung menghantam perut.
Melansir Mayo Clinic, beberapa risiko yang perlu ibu waspadai antara lain sebagai berikut.
1. Kontraksi dini
Ibu mungkin mengalami kontraksi dini jika jatuh saat hamil. Meskipun ini adalah hal yang wajar karena otot yang menegang saat terjatuh, tetapi jika kontraksi tersebut tidak mereda, maka dapat menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada kehamilan trimester ketiga.
2. Abruptio plasenta
Abruptio plasenta adalah kondisi di mana plasenta terlepas dari dinding rahim. Kondisi yang dapat membahayakan nyawa janin ini dapat terjadi jika kondisi jatuh saat hamil sangat parah. Meski begitu, angka kejadian kasus ini sangatlah sedikit.
3. Pendarahan fetomaternal
Pendarahan fetomaternal adalah kondisi saat darah janin masuk ke dalam aliran darah ibu. Keparahan kondisi ini tergantung dari seberapa parah efek yang dialami ibu akibat terjatuh.
Sejumlah gangguan yang berisiko terjadi akibat pendarahan fetomaternal adalah ibu mengalami anemia karena kekurangan darah, cedera pada otak janin, kematian bayi dalam kandungan, atau kematian saat bayi baru lahir.
Kapan harus ke dokter jika Anda jatuh saat hamil?
Jika kondisi jatuh cukup ringan dan Anda tidak merasakan keluhan apa-apa maka Anda tidak perlu khawatir.
Meski begitu, tetaplah pantau kondisi ibu setelah terjatuh. Jika ibu mengalami gejala-gejala seperti di bawah ini, sebaiknya segera ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
- Merasa nyeri pada perut atau ada perdarahan setelah terjatuh.
- Mengalami perdarahan pada vagina atau air ketuban pecah.
- Terasa nyeri atau sakit yang tak tertahankan pada bagian perut, rahim, atau panggul.
- Merasa ada kontraksi pada rahim/
- Merasa janin berhenti bergerak atau berkurang gerakannya, misalnya janin menjadi jarang menendang perut Anda.
Bagaimana mencegah jatuh saat hamil?
Melansir Maternal and Child Health Journal, jatuh saat hamil adalah penyebab trauma kehamilan tertinggi di Amerika Serikat. Sekitar 2 dari 10 wanita hamil pernah terjatuh setidaknya satu kali dan 10% di antaranya pernah terjatuh lebih dari sekali.
Terpeleset atau terjatuh juga semakin berisiko terjadi saat usia kandungan semakin tua. Ini karena ibu mengalami gangguan keseimbangan akibat hormonal dan ukuran perut yang semakin besar.
Untuk mencegah terjatuh, ibu dapat mencoba tips-tips berikut ini.
1. Beri lem pada karpet atau permadani
Anda dapat terjatuh jika menginjak permadani yang bergeser karena tidak merekat kuat pada lantai. Untuk mencegah hal ini, rekatkanlah permadani pada lantai dengan menggunakan lem yang cukup kuat.
2. Gunakan alas anti-slip di kamar mandi
Terpeleset di kamar mandi sangat berisiko terjadi saat bobot kandungan Anda semakin berat. Untuk mencegah jatuh saat hamil, gunakanlah keset karet pada lantai kamar mandi.
3. Rapikan kabel
Kabel-kabel dari barang elektronik yang malang-melintang di seantero rumah dapat berisiko membuat Anda tersandung. Untuk mencegahnya, rapikan kabel-kabel tersebut dengan menggunakan selotip atau alat khusus.
4. Gunakan alas kaki khusus
Saatnya meninggalkan sepatu hak tinggi Anda selama hamil. Gunakanlah sepatu atau sandal yang berhak rendah dan beralas karet agar lebih nyaman dan mencegah risiko terjatuh.
5. Hindari ketinggian
Selama hamil, sebaiknya Anda hindari berada di tempat yang tinggi. Misalnya menaiki tangga untuk mengambil barang yang Anda simpan di atas lemari. Lebih baik Anda meminta bantuan orang lain untuk meraih barang tersebut.
6. Hindari lantai yang licin
Lantai yang licin sangat berisiko menyebabkan ibu hamil jatuh terpeleset. Untuk mencegahnya, sebisa mungkin hindarilah lantai licin dan genangan air. Bila perlu, sebaiknya Anda tidak mengepel dulu selama hamil.
7. Tidak keluar rumah saat hujan
Bukan hanya di dalam rumah, risiko terjatuh juga bisa terjadi di luar rumah. Saat hujan turun, jalanan akan menjadi lebih licin. Oleh karena itu, sebaiknya Anda tidak keluar rumah dulu untuk mencegah jatuh saat hamil.
8. Atasi rasa pusing
Saat hamil, Anda seringkali merasa pusing. Kondisi tersebut dapat membuat keseimbangan Anda terganggu. Kondisi inilah yang meningkatkan risiko jatuh. Atasi rasa pusing tersebut dengan mengonsumsi obat-obatan yang sesuai dengan anjuran dokter.
9. Jaga kadar gula darah
Jagalah gula darah Anda agar tetap tetap stabil sehingga Anda tidak cepat lemas dan pusing. Jika Anda mulai terasa pusing, sebaiknya duduk dan tenangkan diri.
10. Tidak berjalan terlalu cepat
Jalan terburu-buru atau terlalu cepat hanya akan membuat Anda lelah. Selain itu, kemungkinan Anda untuk terjatuh juga lebih besar, terlebih lagi jika Anda jalan di permukaan tanah yang tidak rata.
11. Hindari balik badan secara langsung
Jika Anda ingin mengambil benda yang ada di belakang Anda, sebaiknya putar badan Anda dengan perlahan. Ini dapat membantu Anda untuk tetap menjaga keseimbangan.
12. Perhatikan pijakan Anda saat berjalan
Dengan perut yang terus membesar ke depan, tentu Anda lebih sulit untuk melihat kaki atau hal-hal yang ada di bawah saat berjalan. Jika tidak yakin, mintalah bantuan orang lain untuk menuntun Anda saat berjalan.