Usia kehamilan bisa digunakan untuk mengukur perkembangan kondisi ibu dan janin. Umumnya, usia kehamilan ditentukan berdasarkan bulan. Namun sebenarnya, perkembangan janin juga bisa diukur setiap minggunya. Lalu, bagaimana perkembangan kondisi ibu dan janin saat hamil 1 minggu?
Apakah hamil 1 minggu bisa dideteksi?
Faktanya, ibu sebenarnya belum hamil di usia kehamilan 1 minggu sehingga kehadiran janin di dalam rahim belum dapat dideteksi. Kenapa demikian?
Ini karena dokter akan menghitung usia kehamilan sejak hari pertama haid terakhir (HPHT).
Artinya, usia kehamilan dimulai saat ibu masih mengalami menstruasi atau sebelum kehamilan terjadi.
Maka dari itu, ibu tentu juga tidak dapat menyadari bahwa ibu sedang hamil pada 1 minggu pertama kehamilan.
Dokter menggunakan siklus haid untuk membantu memperkirakan kemungkinan kehamilan terjadi karena sangat sulit untuk mengetahui secara pasti kapan janin mulai berkembang di dalam rahim.
Setelah menstruasi selesai, ibu mengalami ovulasi, yaitu ketika rahim menghasilkan sel telur. Masa ovulasi disebut juga sebagai masa subur yang menandakan tubuh ibu siap untuk hamil.
Kehamilan baru benar-benar terjadi setelah sel telur mengalami pembuahan oleh sperma. Pembuahan biasanya baru terjadi di akhir minggu ke-2 atau awal minggu ke-3 kehamilan.
Sejak hari pertama siklus haid terakhir, kehamilan umumnya akan berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari hingga waktu persalinan tiba.
Namun, kelahiran bisa saja terjadi sebelum atau sesudah waktu perkiraan tersebut, tergantung kondisi kehamilan masing-masing ibu dan perkembangan janin di dalam kandungan.
Perlu diingat
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]
Apakah USG sudah bisa dilakukan saat hamil 1 minggu?
Seperti yang telah dijelaskan di atas, perhitungan usia kehamilan akan dimulai bahkan sebelum ibu benar-benar hamil.
Oleh karena itu, USG belum bisa dilakukan saat hamil baru berusia 1 minggu.
Pemeriksaan USG memang bisa dilakukan sejak trimester 1 atau awal masa kehamilan.
Namun, pemindaian ini umumnya baru dilakukan di usia kehamilan sekitar 6 minggu atau 8 minggu.
Melansiri dari Pregnancy Birth and Baby, kehamilan umumnya baru terdeteksi saat memasuki usia 4 minggu, ditandai dengan tidak adanya menstruasi yang terjadi pada bulan tersebut.
Pada kondisi tersebut, tes kehamilan bisa dilakukan secara mandiri menggunakan test pack.
Tes ini dilakukan dengan membasuh alat tesebut dengan urine saat ibu sedang buang air kecil (BAK)
Jika terjadi kehamilan, hasil tes akan menunjukan tanda positif pada test pack. Sementara bila muncul hasil negatif, maka mungkin ibu belum mengalami kehamilan.
Namun terkadang, tes kehamilan mandiri dengan test pack bisa menunjukan hasil yang salah atau palsu.
Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti:
- hormon kehamilan, yaitu human chorionic gonadotrophin (hCG), di dalam tubuh belum cukup banyak,
- ibu terlalu banyak minum sehingga urine terlalu encer, atau
- ibu tidak mengikuti petunjuk penggunaan dengan baik.
Oleh karena itu, untuk memastikan kehamilan, sebaiknya lakukan juga pemeriksaan ke dokter setelah melakukan tes mandiri.
Dibandingkan dengan pemeriksaan mandiri dengan urine, tes darah oleh dokter dapat mendeteksi kehamilan dengan lebih tepat.
https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/trimester-1/hamil-1-bulan/
Adakah tanda-tanda hamil usia 1 minggu?
Sebagaimana kehamilan belum terjadi, maka belum ada tanda-tanda hamil yang timbul di usia 1 minggu kehamilan.
Sebagian besar ibu baru akan menyadari jika dirinya sedang hamil hingga sekitar 2 minggu setelah terjadi pembuahan ketika gejala kehamilan mulai muncul.
Meski begitu, jika Anda memang sedang merencanakan kehamilan, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah mempersiapkan tubuh sebaik mungkin, terutama sejak memasuki siklus haid yang baru.
Sebab, Bisa jadi setelah menstruasi berakhir dan memasuki masa ovulasi, kehamilan bisa terjadi setelah pembuahan.
Beberapa hal bisa dilakukan untuk membantu tubuh lebih siap hamil meliputi berikut ini.
- Mengonsumsi vitamin yang baik untuk kehamilan, seperti asam folat, zat besi, kalsium, dan vitamin D.
- Mencukup kebutuhan cairan dengan minum 8 hingga 11 gelas air per hari.
- Menghindari minuman yang mengandung alkohol dan kafein.
- Makan secara teratur dengan gizi yang cukup.
- Berolahraga secara rutin.
- Menghindari kebiasaan merokok saat hamil.
- Mengurangi stres.
Persiapan yang baik selama minggu pertama kehamilan bisa meningkatkan kemungkinan ibu untuk hamil di minggu berikutnya saat tubuh mengalami ovulasi setelah menstruasi.
Selain itu, penting untuk mengetahui kapan tubuh memasuki masa ovulasi. Ini karena tubuh sedang dalam kondisi sangat subur, sehingga kehamilan bisa lebih mudah terjadi saat terjadi pembuahan.
Terlebih, sel telur selama masa ovulasi hanya akan hidup selama 12 hingga 24 jam. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mati dengan sendirinya dan luruh bersama dengan darah haid.
Dengan mengetahui secara tepat kapan sel telur akan dilepas oleh tubuh, ibu bisa mengetahui kapan waktu yang tepat tubuh akan memiliki sel telur.
Jadi, saat berhubungan seksual dengan pasangan, sperma dapat langsung membuahi sel telur.
