ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) adalah gangguan kesehatan mental yang mencakup kesulitan memperhatikan, hiperaktif, dan perilaku impulsif. Kondisi ini banyak terjadi pada anak-anak. Namun, tidak menutup kemungkinan orang dewasa juga bisa memilikinya. Yuk, cari tahu lebih dalam mengenai ADHD pada orang dewasa beikut ini!
Kenapa ADHD bisa terjadi pada orang dewasa?
Kebanyakan dari kita mengira ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) hanya bisa dialami oleh anak-anak. Memang ADHD pada anak lebih mudah untuk dideteksi, dan kesulitan berkonsentrasi pada suatu hal, hiperaktif atau sikap impulsif lebih mudah diamati pada anak ketimbang dewasa.
Namun, gangguan dalam memperhatikan ini juga dapat dialami oleh orang dewasa. Sebagian anak sembuh dari kondisinya, sebagian di antaranya tetap memiliki ADHD saat dewasa.
Selain itu, mungkin juga orangtua, pengasuh, atau orang sekitar tidak mengenali tanda-tanda kondisi ini pada anak, sehingga mereka tetap memilikinya hingga dewasa.
Tanda dan gejala ADHD pada orang dewasa

Berikut ini adalah tanda dan gejala orang dewasa yang mengidap gangguan ADHD:
1. Sulit untuk hidup teratur
Orang dengan ADHD sulit untuk menjalankan berbagai tanggung jawab orang dewasa seperti bertanggung jawab dalam pekerjaan, mengatur anak, membayar pajak, dan lainnya.
2. Kebiasaan menyetir ugal-ugalan
ADHD pada orang dewasa menyebabkan kesulitan untuk fokus dalam mengerjakan sesuatu, seperti misalnya menyetir kendaraan. Akibatnya, orang dengan ADHD sering menyetir ugal-ugalan dan menyebabkan kecelakaan, sehingga akhirnya kehilangan izin mengemudi.
3. Masalah rumah tangga
Banyak pasangan tanpa ADHD yang memiliki masalah rumah tangga, sehingga pernikahan yang tidak harmonis bukanlah sebuah tanda pasti bahwa seseorang mempunyai ADHD.
Akan tetapi,terdapat beberapa masalah rumah tangga akibat ADHD, umumnya pasangan penderita ADHD yang tidak terdiagnosis akan mengeluh bahwa pasangannya sulit menjaga komitmen dan sering acuh tak acuh.
Jika Anda adalah pengidap ADHD, Anda mungkin tidak mengerti kenapa pasangan Anda kecewa, dan merasa bahwa Anda bersalah atas hal yang bukan merupakan kesalahan Anda.
4. Perhatian mudah teralihkan
Penderita ADHD sulit untuk bertahan dalam dunia kerja yang rumit dan dinamis seperti sekarang. Akibatnya kinerja kerja buruk. Sebanyak separuh penderita ADHD sulit untuk tetap bertahan dalam satu tempat kerja, dan umumnya mendapatkan gaji yang lebih sedikit ketimbang rekan kerja karena performanya yang buruk.
Orang dengan ADHD sering merasa bahwa telepon dan email yang masuk saat bekerja sangat mengganggu dan menyebabkan mereka sulit menyelesaikan tugasnya.
5. Kemampuan mendengar yang kurang
Apakah Anda sering bengong saat meeting? Mungkin juga Anda pernah mengalami suami Anda lupa untuk menjemput anak, padahal sudah Anda ingatkan melalui telepon berkali-kali?
Kesulitan untuk memberikan perhatian merupakan gejala khas ADHD pada orang dewasa yang membuat kemampuan mendengar menjadi kurang baik. Akibatnya, dapat timbul miskomunikasi dan masalah dalam lingkungan sosial dan kerja.
6. Cenderung tidak bisa diam dan sulit bersantai
Anak dengan ADHD cenderung hiperaktif dan tidak bisa diam, hal ini lebih sulit diamati pada orang dewasa. Walaupun tidak tampak hiperaktif, ADHD pada orang dewasa biasanya membuat mereka kesulitan untuk relaks dan bersantai.
Orang lain akan menilai penderita sebagai orang dengan pembawaan yang tidak tenang atau tegang.
7. Kesulitan untuk memulai suatu pekerjaan
Seperti anak dengan ADHD yang sering menunda PR dari sekolah, penderita ADHD dewasa cenderung untuk menunda pekerjaan, terutama apabila pekerjaanya membutuhkan fokus yang tinggi.
8. Kurang mampu mengontrol emosi
Penderita ADHD biasanya lebih sering marah karena hal-hal kecil dan merasa bahwa mereka tidak punya kontrol atas emosinya. Walaupun begitu, kemarahan mereka biasanya cepat mereda.
9. Sering terlambat
Banyak hal yang menyebabkan orang dengan ADHD sering terlambat. Biasanya fokus mereka terpecah saat akan pergi ke suatu acara atau pergi bekerja, misalnya saja tiba-tiba penderita berpikir bahwa mobilnya kotor sehingga ia perlu mencucinya terlebih dahulu saat berangkat bekerja.
ADHD pada orang dewasa juga cenderung membuat penderitanya untuk meremehkan tugas yang diberikan, sehingga sering menunda pekerjaan.
10. Tidak bisa membuat skala prioritas
Sering kali penderita tidak bisa memprioritaskan hal-hal yang harus ia lakukan. Akibatnya mereka sering bekerja melewati deadline, padahal mereka hanya melakukan sesuatu yang tidak penting dan bisa ditunda sebelumnya.
Walaupun tidak membahayakan kesehatan, ADHD pada dewasa dapat mengganggu produktivitas dan kualitas hidup seseorang. Jika Anda memiliki tanda-tanda tersebut, jangan ragu untuk menemui dokter Anda. Bicarakan juga kondisi yang Anda alami dengan pasangan dan keluarga Anda.
Perawatan ADHD pada orang dewasa

Menurut Harvard Medical School, ada dua perawatan yang biasanya dokter rekomendasikan untuk orang dewasa dengan ADHD, antara lain:
Minum obat
Stimulan dianggap sebagai obat lini pertama untuk orang dewasa dengan ADHD, karena obat ini efektif dan bekerja dengan cepat. Meskipun efek samping obat ADHD biasanya ringan, orang dewasa berisiko lebih besar terkena masalah jantung ketimbang anak-anak. Mengingat risikonya yang semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
Oleh karena itu, masuk akal untuk melakukan pemeriksaan medis lengkap dan memperhitungkan penyakit jantung dan kondisi lain sebelum meresepkan obat.
Dua kategori stimulan yang paling sering digunakan untuk mengobati ADHD pada orang dewasa adalah amfetamin dan methylphenidate. Keduanya membantu meningkatkan perhatian dengan memodulasi aksi dua neurotransmiter, yakni dopamin dan norepinefrin.
Efek samping stimulan yang paling umum adalah insomnia, gangguan kecemasan, dan sakit kepala. Obat-obatan ini juga dapat meningkatkan tekanan darah atau detak jantung, jadi pemeriksaan tekanan darah rutin sangat penting.
Selain stimulan, ada juga obat nonstimulan seperti atomoxetine (Strattera). Obat ini secara selektif menargetkan norepinefrin, meskipun secara tidak langsung meningkatkan kadar dopamin.
Meskipun tidak bekerja dengan cepat, atomoxetine memberikan alternatif bagi pasien yang tidak merespons stimulan. Ini juga bisa menjadi pilihan pertama yang baik ketika pasien ADHD menderita gangguan lain yang dapat diperburuk oleh stimulan, seperti gangguan kecemasan.
Dosis ADHD pada orang dewasa ini harus mulai dari tingkat rendah, kemudian naik secara bertahap selama beberapa minggu hingga satu bulan. Efek samping yang paling umum dari obat nonstimulan adalah gangguan pencernaan, sedikit peningkatan tekanan darah atau detak jantung, dan disfungsi seksual pada pria.
Kemudian, ada juga antidepresan yang menjadi obat pilihan ketika obat lain tidak bekerja efektif. Contoh antidpresan yang biasanya dokter resepkan adalah bupropion (Wellbutrin) dan desipramine (Norpramin) dengan efek samping kejang, masalah pada jantung, hingga menyebabkan kematian akibat overdosis.
Psikoterapi
Selain minum obat, dokter juga akan merekomendasikan psikoterapi, contohnya terapi perilaku kognitif. Pada terapi ini, terapis akan membantu pasien untuk belajar mengendalikan gejala, meningkatkan self esteem, dan mengendalikan emosi. Sekaligus membantu pasien untuk menjalani gaya hidup yang sehat.

























