backup og meta

Makan Mi Setiap Hari Punya Dampak Buruk untuk Kesehatan

Rasa gurih mi instan memang sangat menggiurkan dan meningkatkan nafsu makan. Namun, adakah dampaknya pada kesehatan jika makan mi setiap hari?

Makan Mi Setiap Hari Punya Dampak Buruk untuk Kesehatan

Ketahui efek makan mi instan terlalu sering dan aturan konsumsi yang sehat di bawah ini.

Apakah boleh makan mi setiap hari?

Mengonsumsi mi instan mungkin bisa jadi alternatif saat lapar karena mudah dimasak dan murah. Namun mi instan sebaiknya tidak dikonsumsi setiap hari.

Pasalnya, mi instan merupakan jenis makanan rekreasional dan ultra proses yang bisa dikonsumsi sekali-kali atau saat terdesak.

Sebagaimana makanan kemasan ultra poses lain, mi instan memiliki kandungan natrium tinggi, lemak jenuh, hingga pengawet yang cukup tinggi.

Menurut situs Laborers’ Health and Safety Fund of North America, konsumsi makanan ultra proses dapat memicu berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas hingga kanker.

Untuk itu, sebaiknya Anda menghindari konsumsi mi instan setiap hari.

Bahaya makan mi setiap hari

kebanyakan makan mie instan

Meski rasanya enak dan menggiurkan, Anda sebaiknya tidak makan mi setiap hari karena memiliki risiko masalah kesehatan seperti dalam penjelasan berikut ini.

1. Kekurangan nutrisi

Mi instan sebenarnya mengandung karbohidrat tinggi, tapi kandungan serat, protein, vitamin, dan mineral di dalamnya tergolong sangat minim.

Makan mi instan setiap hari mungkin bisa membuat Anda kenyang.

Namun secara tak langsung Anda jadi kekurangan nutrisi yang sangat penting untuk tubuh karena kandungan zat gizi makro dan mikro tidak seimbang.

Padahal, tubuh Anda memerlukan zat gizi makro lain seperti protein dan lemak sehat sebagai sumber energi dan pembentukan massa otot.

Sementara zat gizi mikro diperlukan dalam jumlah sedikit untuk menjaga sistem kekebalan tubuh, perkembangan otak, dan memastikan fungsi organ bekerja dengan baik.

https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/ciri-ciri-kurang-gizi-pada-tubuh/

2. Memicu pertambahan berat badan

Sebagai makanan tidak sehat, mi instan memiliki jumlah kalori yang cukup tinggi karena kandungan karbohidrat dan natrium yang lebih dominan.

Menurut American Journal Of Lifestyle Medicine (2018), sebanyak 71% masyarakat Amerika mengalami obesitas yang diakibatkan oleh konsumsi makanan olahan dan ultra proses.

Bahkan, jurnal tersebut juga menjelaskan bahwa makan makanan olahan dan cepat saji lebih berisiko menyebabkan kematian daripada merokok.

Selain itu, mi instan juga tinggi akan kandungan lemak jenuh yang memberikan rasa enak dan bikin ketagihan.

Namun, kandungan lemak jenuh yang masuk ke dalam tubuh Anda dalam jumlah banyak inilah berkontribusi besar pada kenaikan berat badan.

3. Tekanan darah naik

Efek makan mi instan setiap hari juga berkaitan erat dengan masalah tekanan darah yang diakibatkan oleh kandungan sodium atau natrium tinggi di dalamnya.

Menurut jurnal Nutrients (2017), makanan ultra proses ini menyumbang sekitar 80% asupan garam harian.

Ini belum termasuk asupan garam dari makanan lain, sehingga dapat membuat Anda berisiko mengonsumsi garam melebihi batas yang dianjurkan, yaitu sekitar 1 sendok teh per hari.

Bayangkan saja bagaimana akibat Anda makan mi instan tersebut setiap hari.

Padahal, asupan garam berlebih dapat meningkatkan tekanan darah yang mengarah pada penyakit kardiovaskular.

4. Menimbulkan masalah pencernaan

bahaya mie instan

Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa mi instan dicerna lebih lama daripada makanan, bahkan membutuhkan waktu 1 – 2 hari agar bisa tercerna dengan sempurna.

Akibat makan mi instan setiap hari, makanan tersebut akan menumpuk karena semakin sulit dicerna.

Anda akan memperberat kerja sistem pencernaan dan lebih berisiko menimbulkan penyakit yang lebih serius seperti sembelit hingga usus bocor.

Selain itu, proses mencerna mi instan yang cukup lama ini juga dapat mengganggu penyerapan nutrisi lainnya pada tubuh.

Alhasil, Anda tak hanya bisa mengalami masalah pencernaan, tapi juga bisa terkena masalah malnutrisi.

Perlu Anda Ketahui

Kekurangan gizi dapat menyebabkan Anda lebih rentan terhadap risiko berat badan rendah maupun obesitas.

5. Memicu sindrom metabolik

Mengonsumsi mi instan setiap hari juga dapat menyebabkan sindrom metabolik.

Sindrom metabolik adalah beberapa kondisi gangguan kesehatan yang terjadi bersamaan dan dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, hingga stroke.

Harvard School of Public Health mengemukakan penelitian tentang mengonsumsi mi instan setidaknya 2 kali seminggu dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik sebesar 68%.

Ini artinya, Anda akan jauh lebih berisiko mengalami gangguan metabolisme lebih besar bila mengonsumsi mi setiap hari.

Aturan makan mi yang sehat

Begitu banyak efek samping mengonsumsi makanan ultra proses ini, bukan berarti Anda tidak boleh makan sama sekali.

Namun, untuk mencegah dampak yang tidak diinginkan, sebaiknya Anda pahami aturan makan mi yang sehat seperti berikut ini.

  • Batasi konsumsi mi instan, misalnya seminggu 1x.
  • Baca label kemasan makanan dan pilih mi instan yang kandungan sodium lebih kecil.
  • Tambahkan sayur dan sumber protein hewani.
  • Bila perlu, gunakan hanya sebagian bumbu dan kurangi porsinya.

Mengingat bahaya makan mi instan setiap hari, sebaiknya Anda menghindarinya dan usahakan untuk mengutamakanan makanan bergizi seimbang.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Huh, I., Kim, H., Jo, H., Lim, C., Kim, J., & Kim, S. et al. (2017). Instant noodle consumption is associated with cardiometabolic risk factors among college students in Seoul. Nutrition Research And Practice, 11(3), 232. doi: 10.4162/nrp.2017.11.3.232

Instant noodle consumption linked to heart risk in women. (2014). Retrieved 1 November 2022, from https://www.hsph.harvard.edu/news/hsph-in-the-news/instant-noodle-consumption-linked-to-heart-risk-in-women/

Park, J., Lee, J., Jang, Y., Chung, H., & Kim, J. (2011). A comparison of food and nutrient intake between instant noodle consumers and non-instant noodle consumers in Korean adults. Nutrition Research And Practice, 5(5), 443. doi: 10.4162/nrp.2011.5.5.443

Fox, N. (2019). The Many Health Risks of Processed Foods – LHSFNA. Retrieved 1 November 2022, from https://www.lhsfna.org/the-many-health-risks-of-processed-foods/

Fuhrman, J. (2018). The Hidden Dangers of Fast and Processed Food. American Journal Of Lifestyle Medicine, 12(5), 375-381. doi: 10.1177/1559827618766483

Farrand, C., Charlton, K., Crino, M., Santos, J., Rodriguez-Fernandez, R., Ni Mhurchu, C., & Webster, J. (2017). Know Your Noodles! Assessing Variations in Sodium Content of Instant Noodles across Countries. Nutrients, 9(6), 612. doi: 10.3390/nu9060612

Versi Terbaru

02/11/2022

Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan

Diperbarui oleh: Dwi Ratih Ramadhany


Artikel Terkait

Kenapa, Sih, Makanan Kekinian yang Tinggi Kalori Itu Rasanya Enak-Enak?

Telanjur Ketagihan, Bagaimana Cara Berhenti Memakan Mi Instan?


Ditinjau oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None · Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Diperbarui 02/11/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan