backup og meta

Mengenal Penyebab dan Cara Menurunkan Kadar Kreatinin Tinggi

Selama otot berkontraksi, tubuh akan menghasilkan zat kimia bernama kreatinin. Zat ini berfungsi sebagai sumber energi untuk otot sekaligus mengukur fungsi ginjal. Kadar kreatinin yang tinggi akan menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, terutama pada ginjal.

Mengenal Penyebab dan Cara Menurunkan Kadar Kreatinin Tinggi

Lantas, apa penyebab kadar kreatinin naik dan bagaimana cara mengatasinya?

Penyebab kreatinin tinggi

Kadar kreatinin tinggi biasanya menunjukkan bahwa ginjal tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Beberapa faktor berikut ini bisa menjadi penyebab kadar kreatinin yang tinggi.

1. Penyakit ginjal

Efek samping mesna gagal ginjal akut

Idealnya, kreatinin harus disaring terlebih dahulu oleh ginjal sebelum dikeluarkan oleh urine.

Itulah mengapa secara tidak langsung kadar kreatinin yang tinggi menjadi pertanda bahwa ada yang tidak beres dengan ginjal Anda.

Berikut beberapa indikasi penyakit ginjal yang ditandai dengan meningkatnya kreatinin.

  • Infeksi ginjal.
  • Glomerulonefritis, yaitu peradangan pada struktur ginjal yang menyaring darah.
  • Batu ginjal yang menyumbat saluran kemih.
  • Gagal ginjal.

2. Dehidrasi berat

Jika Anda mengalami dehidrasi berat dalam jangka waktu tertentu (umumnya 3 bulan) akan membuat glomerulus  (penyaring darah) tidak berfungsi dengan baik.

Padahal, seharusnya glomerulus ginjal berperan dalam proses penyaringan zat-zat sisa di dalam tubuh. Ini termasuk zat gizi yang berlebih.

3. Penyakit kronis

post-traumatic stress disroder memicu hipertensi

Tidak hanya itu, beberapa penyakit seperti diabetes, asam urat, distrofi otot, hingga penyakit autoimun, bisa memengaruhi kerja ginjal dan glomerulus.

Hal tersebut akan meningkatkan kadar kreatinin dalam tubuh.

Tekanan darah tinggi juga dapat merusak pembuluh darah di sekitar ginjal, karena memaksa ginjal bekerja lebih keras menyaring darah.

Akhirnya, ginjal kesulitan menyaring kreatinin sehingga berisiko menimbulkan masalah kesehatan akibat kreatinin tinggi.

4. Meminum suplemen protein

Mengonsumsi protein dalam jumlah besar, baik melalui makanan maupun suplemen gizi juga bisa menyebabkan kadar kreatinin tinggi.

Obat-obatan tertentu juga menyebabkan peningkatan sementara kadar kreatinin serum atau merusak ginjal.

Seseorang yang menjalani tes kreatinin harus memberi tahu dokter jika mereka sedang mengonsumsi obat apa pun, berpuasa, atau mengikuti diet kaya protein.

Fakta kreatinin

Olahraga intensitas tinggi juga dapat meningkatkan kreatinin. Tingkat kreatinin dapat bervariasi karena faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, ras, hidrasi, atau berat badan.

Berbagai cara menurunkan kreatinin tinggi

Mengingat pentingnya menjaga kadar kreatinin tetap normal, Anda perlu melakukan pengobatan sebagai cara menurunkan kreatinin yang tinggi.

Selain perawatan medis, berbagai pengobatan alami sehari-hari juga bisa membantu mempercepat turunnya kreatinin.

1. Hindari konsumsi suplemen kreatin

minum suplemen kolagen

Kreatinin adalah senyawa alami tubuh yang dihasilkan oleh kreatin, yang berperan sebagai penyuplai energi bagi otot.

Selain diproduksi langsung oleh tubuh, kreatin bisa terdapat dalam suplemen yang dijual bebas.

Sama halnya seperti kreatin alami yang ada di otot, kreatin dari suplemen bisa menghasilkan kreatinin.

Itu sebabnya Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen kreatin bila memiliki kadar kreatinin tinggi.

2. Kurangi asupan protein

Konsumsi sumber protein terlalu banyak sering dikaitkan dengan lonjakan kreatinin, misalnya daging merah maupun produksi susu.

Pasalnya, daging merah mengandung jaringan otot hewan yang memang secara alami mengandung kreatin.

Ketika dimasak, panas dari api akan mengubah kreatin dalam daging menjadi kreatinin sehingga akan meningkatkan jumlahnya dalam tubuh saat dimakan.

3. Makan banyak serat

diet tinggi serat

Selain membantu melancarkan sistem pencernaan, makan makanan berserat bermanfaat sebagai cara menurunkan kreatinin tinggi.

Sebuah penelitian yang dimuat dalam European Journal of Clinical Nutrition (2015) menunjukkan bahwa sumber serat bisa membantu mempercepat proses pemulihan pasien penyakit ginjal kronis.

Makanan tinggi serat ini bisa membantu menurunkan kreatinin tinggi dalam tubuh.

Anda bisa memperbanyak asupan serat dari buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, maupun gandung utuh.

4. Hindari olahraga berat

Aktivitas fisik yang terlalu berat akan meningkatkan produksi kreatinin. Semakin banyak dan lama otot bekerja, semakin tinggi pula kreatinin yang ada dalam darah.

Namun, bagi Anda yang memiliki kadar kreatinin tinggi, bukan berarti Anda tidak boleh berolahraga.

Rutin melakukan olahraga tentu baik untuk kesehatan tubuh, tetapi coba pilih jenis olahraga yang sesuai dengan kemampuan tubuh Anda.

Ada baiknya untuk sementara waktu menghindari melakukan olahraga ataupun kegiatan harian lainnya yang terlalu berat, setidaknya sampai kreatinin kembali ke kadar normalnya.

5. Perhatikan kebutuhan cairan

butuh minum air putih 8 gelas

Jangan sepelekan mengenai aturan jumlah cairan yang harus Anda minum setiap harinya, apalagi jika Anda mengalami dehidrasi berat.

Asupan cairan yang cukup seperti air putih bermanfaat bagi ginjal.

Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk menentukan seberapa banyak cairan yang harus Anda minum beserta waktu konsumsi terbaiknya.

Perlu diketahui, kisaran normal kreatinin (untuk orang dewasa) dalam darah biasanya 0,84 – 1,21 miligram per desiliter (mg/dl).

Sementara, rentang kreatinin urine normal adalah 955 – 2.936 miligram per 24 jam (mg/hari) untuk pria dan 601 – 1.689 mg/hari untuk wanita.

Tingkat kreatinin di atas nilai kisaran normal tadi dapat dianggap tinggi, tentunya berbahaya bagi kesehatan ginjal.

Penting agar Anda tidak mencoba menafsirkan hasilnya sendiri. Dokter akan mengevaluasi hasil pemeriksaan dan merekomendasikan penanganan yang tepat.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Chiavaroli, L., Mirrahimi, A., Sievenpiper, J. L., Jenkins, D. J., & Darling, P. B. (2015). Dietary fiber effects in chronic kidney disease: a systematic review and meta-analysis of controlled feeding trials. European journal of clinical nutrition, 69(7), 761–768. https://doi.org/10.1038/ejcn.2014.237

Juraschek, S. P., Appel, L. J., Anderson, C. A., & Miller, E. R., 3rd (2013). Effect of a high-protein diet on kidney function in healthy adults: results from the OmniHeart trial. American journal of kidney diseases : the official journal of the National Kidney Foundation, 61(4), 547–554. https://doi.org/10.1053/j.ajkd.2012.10.017

Kim, H. J., Kim, C. K., Carpentier, A., & Poortmans, J. R. (2011). Studies on the safety of creatine supplementation. Amino acids, 40(5), 1409–1418. https://doi.org/10.1007/s00726-011-0878-2

Kreider, R. B., Kalman, D. S., Antonio, J., Ziegenfuss, T. N., Wildman, R., Collins, R., Candow, D. G., Kleiner, S. M., Almada, A. L., & Lopez, H. L. (2017). International Society of Sports Nutrition position stand: safety and efficacy of creatine supplementation in exercise, sport, and medicine. Journal of the International Society of Sports Nutrition, 14, 18. https://doi.org/10.1186/s12970-017-0173-z

Spada, T. C., Silva, J., Francisco, L. S., Marçal, L. J., Antonangelo, L., Zanetta, D., Yu, L., & Burdmann, E. A. (2018). High intensity resistance training causes muscle damage and increases biomarkers of acute kidney injury in healthy individuals. PloS one, 13(11), e0205791. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0205791

Creatinine. (n.d.) National Kidney Foundation. Retrieved July 28, 2022 from, https://www.kidney.org/atoz/content/what-creatinine

Creatinine tests. (2021). Mayo Clinic. Retrieved July 28, 2022 from, https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/creatinine-test/about/pac-20384646

Versi Terbaru

27/10/2022

Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan

Diperbarui oleh: Karinta Ariani Setiaputri


Artikel Terkait

Ragam Cara Mudah Mencukupi Kebutuhan Serat Harian

7 Pilihan Makanan Tinggi Protein dan Rendah Lemak


Ditinjau oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None · Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Diperbarui 27/10/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan